KISAH SUKSES GURU SD YANG MENJADI PENGUSAHA PROPERTY
(MEMBUKA LAHAN UNTUK PERUMAHAN)
Barito Kuala malam senen, 05 Januari 2014
Nama lahirnya adalah SUPIANI, tanggal 07 Juni 1964 tepatnya di Ilung salah satu kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang ada di Kalimantan Selatan dan di desanya biasa di panggil dengan sebutan Alau (gelar semasa kecil) dan oleh keluarga dan kerabatnya sampai sekarang masih sering dipanggil dengan sebutan itu
SD Negeri Harapan Masa Ilung tahun tamat
1979
SMP Negeri Ilung Tahun lulus 1983
SPG Negeri Barabai lulus tahun 1986
D2 PGSD Unlam Banjarmasin lulus 1995
S1 BK Uniska Banjarmasin lulus tahun
2010
Seukuran
nya sebagai seorang guru SD, susah ditemukan untuk berani menapaki bisnis pada
jalur ini. Pernah mengalami kejayaan bisnis dan jatuh sampai memulai dari nol
lagi dan mulai mengembangkan bisnis property nya
Sekarang
beliau telah menjadi kepala sekolah dan masih menjalankan bisnis property (membuka
lahan untuk perumahan), perusahaan otomotif (Bis antar kota Kabupaten) dan
usaha rental mobil. Diperkirakan aset kurang lebih 2 miliar.
Dengan
karyawan perumahan 3 orang, 10 orang tukang dan 3 orang supir dengan penggajian
sesuai upah standar minimal provinsi.
KARIR
DAN KEHIDUPAN
Dilahirkan
dalam keluarga yang kurang berkecukupan, ayahnya seorang petani mereka tinggal
bersama pada orang tuanya dan adiknya. Pada usia 13 th ayahnya meninggal dunia
dan tinggallah ia hanya dengan ibunya saat itu sudah kelas 3 SMP. Tamat SMP dia
mengikuti Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dibarabai setingkat dengan SMA
sekarang.
Pada
tahun 1989 diangkat sebagai guru SD (PNS) diwilayah kabupaten Barito Kuala pada
tahun 1993 melanjutkan pendidikan diploma 2 di UNLAM Banjarmasin (PGSD) dengan
jarak tempuh yang relatif jauh setiap harinya kurang lebih 25 km, dengan medan
tanah merah untuk mengejar pendidikan yang tertinggal. Dan tamat pada tahun
1995.
Selain
melaksanakan tugasnya sebagai guru di SD Sungai Pitung dia juga mencari tambahan
untuk kebutuhanya sebagai tukang ojek dipasar Pangeran Antasari Banjarmasin
sepulang dari tugasnya ini dilakukan setiap hari, karena gaji PNS pada saat itu
hanya Rp, 52.750 / bulan yang hanya cukup untuk sepuluh hari setelah dibayarkan
kontrakan rumah. Dan rutinitas ini dijalani selama beberapa tahun dengan
keluarganya dan sudah punya anak satu wal hasil dapat memenuhi kebutuhan hidup
keluarganya.
Karena
keuletanya dalam mengisi waktu setelah tugas guru yang diembanya menjadikan
dirinya tak akan bisa diam dan selalu memikirkan bagaimana supaya waktu tidak
terbuang sia sia dan menghasilkan keuntungan untuk kesejahteraan keluarganya.
Karena
kepiawaianya dalam berkomunikasi dan banyak mempunyai teman juga karena
pengalaman sebagai guru pada tahun 2002 ada seorang teman yang mengajak untuk
bekerja disebuah perusahaan tepatnya PT. Persada Permai yang bergerak dibidang
property yang ditugasi sebagai staff ahli administrasi (paroh waktu) karena
tinggal dekat dengan lokasi proyek perumahan tersebut, selain itu ia juga ditugasi untuk mengurus administrasi
nasabah yang akan di ajukan ke BANK KPR BTN dengan selery yang cukup memuaskan
yang diberikan oleh pihak perusahaan.
Karena
pengalaman yang dimilikinya tentang pernak pernik perumahan ditambah beberapa
tahun belajar di proyek itu, ada terbersit dibatinya untuk mengembangkan
sendiri usaha property itu lepas dari induk perusahaanya.
Selain
mengumpulkan modal yang dirasa cukup untuk memulai usaha sendiri beliau dengan
3 orang rekannya mulai mendirikan perusahaan sendiri dibidang yang sama . dengan nama PT. Pondok Indra Sari Permai pada
tahun 2006 berdomisi di Jalan Trans Kalimantan Kecamatan Alalak Kabupaten
Barito kuala Provinsi Kalimantan Selatan. Beliau menduduki jabatan dalam
perusahaan tersebut sebagai komisaris.
Dengan
modal awal Rp. 150.000.000 dan ditambah dengan pinjaman dari BANK BTN sebesar
Rp. 150.000.000. Pada tahun 2006 perusahaan mengangkat 3 orang karyawan dengan jam kerja dari pukul
09.00 s/d 15.00. sedangkan Bapak Supiani masih sebagai PNS masuk kerja dimulai
pukul 13.00 setelah lepas jam dinas bahkan tak jarang beliau pulang sampai
larut malam untuk mengevaluasi adminstrasi, keuangan dan material logistik
sampai pada tukang dan pengawas proyek. Dengan modal awal Rp. 300.000.000
mereka dapat menyelesaikan 10 unit rumah siap huni untuk dijual kepada
nasabahnya melalui BANK BTN Cabang Banjarmasin. Setelah rumah tersebut terjual
mereka terus melanjutkan proyek perumahan karena permintaan masyarakat/nasabah
sangat tinggi maka pembangunan terus dilaksanakan sampai 38 unit untuk satu
lokasi dan dalam waktu 6 bulan habis terjual.
Beliau
mengembang proyek perumahan dilokasi yang baru dengan luas lahan yang disiapkan
kurang lebih satu hektar dengan 80 unit rumah tipe 42 dengan luas tanah per
unit 120 m2 (10 x 12 m2) dengan harga jual Rp. 48.000.000 /unit.
Dari
tahun 2006 sampai tahun 2008 beliau dapat menjual 128 unit rumah bekerja sama
dengan BANK BTN Banjarmasin. Mereka mencapai puncak kesuksesan dalam bisnisnya.
MENGALAMI
MASA MASA SULIT
Pada
tahun yang sama beliau mengalami masa sulit yaitu dibidang pemasangan listrik
pada tiap tiap rumah nasabah, dikarenakan tidak adanya penambahan pemasangan
baru listrik oleh PLN se Kalimantan Selatan
untuk perumahan baru.
Sedang
nasabah perumahan sudah menempati perumahan yang dibelinya namun listrik dari PLN belum terpasang sedang
nasabah menuntut untuk fasilitas listrik tersebut kepada perusahaan, untuk
menanggulangi masalah ini maka pihak pengembang yang dipimpinya bertanggung
jawab memenuhi fasiltaas tersebut dengan cara memasangkan satu kwh dengan daya
1300 untuk jumlah rumah yang ada bahkan bagi nasabah yang nakal mengambil arus
diluar kwh, hal tersebut diketahui oleh pihak PLN dan di temukan buktinya maka
diberikan sanksi denda sebesar Rp. 250.000.000 oleh pihak PLN kepada perusahaan
yang dipimpinya. Dengan catatan tidak ada pemasangan apabila tidak membayar
denda tersebut.
Karena
ini merupakan tanggung jawab perusahaan akhirnya dibayar denda hasil keuntungan
penjualan rumah ditambah dengan pemasangan baru sebesar Rp. 150.000.000,
sehingga perusahaan yang dipimpinya mengalami pailit. dan dipasangkan lah
aliran listrik tersebut.
Pada
masa ini beliau merasa sangat mendapati masalah yang berat.
MENCARI
KETENANGAN DENGAN KEYAKINAN
Dengan
kejadian ini beliau memutuskan diri untuk istirahat dalam proyek perumahan,
bahkan sisa tanah yang belum terbangun serta sertifikanya di pindah tangankan
dan diteruskan kepada pihak pengembang lain.
Pada
tahun 2009 beliau fokus pada tugas nya sebagai guru SD Negeri Sungai Pitung
Kecamatan Alalak Barito Kuala, pada tahun itu pula beliau ikut tes calon kepala
sekolah (cakap) dan diangkat menjadi kepala sekolah. Dalam merenungi apa yang
sudah dialaminya bersama dengan rekan bisnisnya dan beliau mencari ketenangan
dengan menuntut dan memperdalam pengetahuan agama agar mendapati ketenangan
jiwanya sampai ke luar kalimantan (pulau jawa). Beliau tak bosan bosanya
menemui ulama ulama besar yang ada di Kalimantan Selatan untuk berguru dan
menuntut ilmu agama seperti di Martapura Kyai H. Ahmad Khudari turunan ke 6
dari syeh Muhammad Arsyad Al Banjary Martapura untu belajar dan mengambil
izajah Tarekat Samaniyah. Beliau sampai kepulau jawa untuk berguru seperi di
Cerebon dengan Kyai Abdullah Qosim turunan ke 6 dari sunan gunung jati sempat
mengambil izajah tarekat Qadiriah Naksbandiyah, dan dibuluran jawa timur dengan
Gus Arifin untuk menanyakan hal yang berkenaan dengan usaha yang dijalaninya. dan
rutin jiarah ke makam wali wali yang ada di Kalimantan Selatan bahkan sampai ke
pulau Jawa, dan Jakarta. Sampai sekarang
terus menuntut pengetahuan agama dan senang bergaul dengan Habaib dan orang
orang soleh sampai ikut andil dalam membentuk majelis ta’lim dengan nama
Majelis Ta’lim Al-Hadi. Hal ini berlangsung dari 2009 sampai dengan 2011.
BANGKIT
DENGAN KEYAKINAN
Dan
ditanyakan lagi “adakah jalan untuk menebus kesalahan itu”, maka dijawab oleh
ulama itu “ada. dengan cara sembahyang tobat dan banyak berdzikir dan istigfar”.
Dan
dengan meyakini hal inilah beliau mulai membuka diri untuk memulai usahanya
|
Add caption |
Hasilnya
sebagian untuk pembiayaan mejelis ta’lim.
Karena
pengalaman di bidang property yang dimilikinya, beliau dan beberapa rekan di
majelisnya kembali membuka usaha property dengan membuat cv. Yang dinamai CV.
AL HADI, beliau menduduki posisi sebagai wakil direktur. Modal awal satu hektar
tanah dan saham gabungan Rp. 750.000.000. lokasi proyek di jalan martapura lama
KM 14200 kecamatan sungai tabuk kabupaten Banjar dengan luas lahan yang
disediakan kurang lebih satu hektar dengan rencana bangunan 89 unit rumah tipe
42 ukuran 120m2 (10 x 12 m2) dengan harga jual Rp. 95.000.000 bekerja sama
dengan KPR BTN Cabang Banjarmasin. Rumah yang sudah dibangun 10 unit dan
terjual.
Sampai
sekarang masih dalam tahap penawaran, pembangunan dan penjualan. Aset dari
rumah yang terjual sudah mencapai Rp. 950.000.000.
Menurut
beliau, dalam berusaha apapun juga harus berpedoman pada tata cara jual beli
menurut syariat islam, jangan pernah menyerah, tanamkan kesabaran, utamakan
kejujuran karena dalam usaha hal ini merupakan kunci kesuksesan.